Kamis, 06 Mei 2010

KARBON DIOKSIDA TUMBUHAN MENINGKATKAN PEMANASAN GLOBAL

Pepohonan dan berbagai jenis tumbuhan lain memang membuat bumi sejuk, namun di sisi lain meningkatkan level karbon dioksida di atmosfer, sehingga menihilkan efek penyejuk udara globalnya. Menurut riset yang baru dilakukan oleh peneliti di Carnegie Institution for Science, untuk beberapa wilayah, lebih dari seperempat pemanasannya berasal dari peningkatan Jumlah karbon dioksida yang dihasilkan oleh vegetasi.

Pemanasan itu menambah efek karbon dioksida yang sudah terkenal sebagai gas rumah kaca yang memerangkap panas. Studi itu menggarisbawahi betapa pentingnya memasukkan tumbuhan ke dalam pemodelan iklim yang tengah dikerjakan para pakar untuk memprediksi iklim di masa depan.


“Tumbuhan mempunyai pengaruh yang amat rumit dan beragam pada sistem iklim,” kata Ken Caldeira dari Departement of Global Ecology di Carnegie Institution for Science. “Tumbuhan mengambil karbon dioksida dari atmosfer, tapi mereka juga punya efek lain, seperti mengubah Jumlah evaporasi dari permukaan tanah. Mustahil membuat prediksi iklim yang baik tanpa mengikutsertakan seluruh factor”.

Tumbuhan melepaskan air dari stomata atau pori-pori kecil di daunnya, sebuah proses yang disebut evapotranspirasi yang mendinginkan tumbuhan, sama seperti keringat mendinginkan tubuh kita. Pada hari yang panas, sebuah pohon dapat mengeluarkan puluhan gallon air ke udara, bertindak sebagai penyejuk udara alami bagi sekitarnya. Tumbuhan juga menyerap karbon dioksida untuk fotosintesis lewat pori-pori yang sama. Tetapi ketika kadar karbon dioksida tinggi, pori-pori daun menciut. Ini menyebabkan sedikit air yang dilepaskan, menghilangkan kekuatan pohon itu untuk menyejukan Lingkungan sekitarnya.

Caldeira mengatakan, efek pemanasan karbon dioksida sebagai gas rumah kaca sebenarnya telah lama diketahui. Tetapi Caldeira dan rekannya, Long Cao, prihatin, karena efek pemanasan karbon dioksida lewat pengaruh langsungnya terhadap tumbuhan tidak terlalu diperhitungkan.

Dua peneliti Carnegie lain, Chris Field dan Joe Berry, sebelumnya telah mengindikasikan bahwa efek itu sangat penting. “Tak diragukan lagi, karbon dioksida menurunkan pendinginan evaporatif tumbuhan, dan penurunan itu memberikan sumbangan bagi pemanasan global,” kata Cao. “Efek ini menyebabkan pemanasan yang signifikan, meski karbon dioksida bukanlah gas rumah kaca.”

Dalam pemodelan mereka, para peneliti menggandakan konsentrasi karbon dioksida atmosfer dan mencatat magnitude dan pola geografis pemanasan dari berbagai factor. Mereka menemukan bahwa pengaruh rata-rata evapotranspirasi tumbuhan di seluruh dunia bertanggung jawab atas 16 persen pemanasan di permukaan tanah, sedangkan efek gas rumah kaca bertanggung jawab atas sisanya.

Tetapi di sejumlah wilayah, seperti kawasan Amerika Utara dan Asia Timur, angka itu bias mencapai lebih dari 25 persen dari total pemanasan.” Jika kita menganggap penggandaan karbon dioksida menyebabkan kenaikan temperatur empat derajat, di banyak tempat tiga derajatnya berasal dari efek karbon dioksida di atmosfer, dan satu derajat lainnya disumbangkan oleh pengaruh langsung karbon dioksida pada tumbuhan,” katanya.

Sumber:
Koran Tempo
ScienceDaily
Halaman: B5
15 Mei 2010

0 comments:

Posting Komentar

 

Sahabat Ngopi

Wong Indehoi

Two Bhe

Serdadu Hijau Copyright © 2009 Blogger Template Designed by Bie Blogger Template